Tadarusan di Masjid Hubuan

Bulan ramadan yang penuh berkah. Saya tinggal di rumah Bapa uda dan bekerja sebagai paragat tuak atau penyadap gula aren di hubuan. Senang sekali bertemu dengan bulan ramadan saat itu karena dijanjikan akan diberikan hadiah yang banyak. Semangatpun meningkat!

Hari pertama saat tadarusan di masjid saya langsung mengambil mic supaya dapat giliran al-fatihah. Setelah saya selesai satu surat al-fatihah langsung pindah ke giliran kawan. Awalnya saya malu-malu ikut tadarusan karena masih gagap saat membaca Al-Qur'an. Dan akhirnya saya dapat belajar banyak tentang tata cara membaca Al-Quran.

Kami khatam Al-Quran sebanyak tiga kali tapi makan pulutnya cuma sekali, ini sangat mengecewakan. Bapa uda akhirnya mengangkat saya menjadi murid pertamanya diperguruan silat. Saya langsung diajarkan jurus pertama jurus bangau. Tangan di rentangkan dan kaki diangkat satu. Ia begitulah terus sampai patah kaki mu.

Intinya membaca Al-Quran itu harus ikhlas Karena Allah Ta’ala.

Komentar